Disturbing news alert BeautyBabes ❗🚨⚠️. Kita semua memiliki banyak bakteri yang hidup di kulit wajah kita. Ini membuat kamu ingin segera mencuci wajah secepatnya kan? Namun ternyata membersihkan wajah secara agresif adalah hal yang tidak boleh dilakukan. Tidak berbeda dengan usus kita, kulit kita memiliki komunitas mikroorganisme di dalamnya yang disebut mikrobioma. Ini termasuk bakteri, jamur, virus, dan tungau 🦠. Secara teori, ini mungkin terdengar kotor dan menjijikkan, tetapi sebenarnya dengan memiliki mikroorganisme aktif ini adalah hal yang baik untuk menjaga kulit tetap sehat dan terhidrasi.
Kata microbiome alias mikrobioma sendiri cukup mengintimidasi dan sekilas membawa kamu kembali ke kelas biologi di sekolah menengah. Yang kami inginkan setelah membaca artikel ini, sudut pandang kamu berubah, yang sebelumnya memikirkan kulit hanya berkaitan dengan kecantikan, tetapi jika dirawat dengan baik, ternyata hal ini berkaitan dengan kesehatan kita secara keseluruhan. Karena bagaimanapun juga, kulit adalah organ terbesar di tubuh yang secara langsung berhadapan atau bersentuhan hampir dengan semua hal yang ada di luar diri kita. Kulit ternyata juga merupakan rumah bagi beragam mikrob, yang memiliki peranan penting dalam kesehatan kita.
Apa Itu Mikrobioma Kulit?
Mikrobioma kulit, terkadang disebut flora kulit, adalah istilah untuk triliunan mikroorgansime yang hidup di kulit kita. Ini merupakan komunitas mikroganisme hidup yang sebagian besar terdiri dari bakteri, tetapi juga dapat mengandung jamur, virus, dan tungau dan ini kompleks, beragam, dan unik untuk setiap orang, seperti DNA kita. Di dalamnya terdapat sekitar 1.000 spesies bakteri berbeda dan hingga 80 spesies jamur berbeda. Beberapa di antaranya juga adalah penghuni mikrobioma usus, yang termasuk dalam spesies Staph, Strep, dan Candida. Ada juga beberapa spesies Bifidobacterium dan Lactobacillus di area kulit tertentu, tetapi jumlahnya jauh lebih sedikit daripada di usus.
Komunitas ini bekerja untuk melindungi kulit dan menjaga fungsi skin barrier. Intinya, mikrobioma ini merupakan komunitas kecil mikroorganisme yang membuat kulit bekerja lebih baik, sehingga penting untuk memperhatikan skin barrier dan mikrobioma ini. Perubahan mikrobioma dapat dikaitkan dengan gangguan pada natural skin barrier, yang dapat menyebabkan tanda-tanda sensitivitas kulit yang terlihat.
Perubahan mikrobioma kulit tergantung pada eco-niche (kecocokan suatu spesies dengan kondisi lingkungan tertentu) atau lokasinya. Jenis dan jumlah mikroorganisme di dalam mikrobioma ini juga bervariasi, tergantung pada jumlah cahaya atau apakah area kulit tersebut lembap, kering, berbulu, atau berminyak, dan setiap mikrobioma juga berbeda menurut usia dan jenis kelamin. Misalnya, seorang remaja laki-laki yang hormonal dan berkeringat memiliki mikrobioma yang sangat berbeda dengan perempuan pascamenopause yang tidak banyak bergerak.
Mengapa Mikrobioma Kulit Penting Untuk Dijaga Tetap Seimbang?
Ketika mikrobioma terganggu atau tidak seimbang, penyakit dan kondisi kulit seperti eksem dan psoriasis dapat muncul. Ketika kondisi mikrobioma tidak seimbang, hal-hal seperti jerawat, dermatitis atopik, peradangan kulit, dan iritasi dapat terjadi. Jika mikrobioma kulit kita sebagian besar didominasi oleh bakteri baik (non-patogen), maka inilah saat yang terbaik bagi kulit kita. Jadi ini semua adalah tentang keseimbangan dan bagaimana melindungi mikrobioma.
Jadi dalam hal ini, bakteri adalah hal yang baik. Sering kali kita berpikir bahwa bakteri itu buruk dan selalu berarti infeksi. Tetapi kenyataannya adalah bahwa kita dilahirkan dengan semua jenis bakteri di kulit kita, yang kenyataannya melindungi dan dibutuhkan untuk mendukung fungsi skin barrier. Jika hal ini terganggu, maka kita bisa menderita penyakit kulit.
Pada kebanyakan orang dengan kulit yang normal, proporsi bakteri pada kulit cukup seimbang. Tapi untuk orang dengan beberapa kondisi kulit seperti eksem dan jerawat, ada kecenderungan proporsi jenis bakteri tertentu lebih tinggi. Seperti penyebab di balik eksem adalah kadar bakteri yang tinggi disebut staphylococcus aureus. Dalam kasus lain, ketidakseimbangan bakteri yang berbeda dapat menyebabkan jerawat.
Mengapa Mikrobioma Yang Sehat Itu Penting?
Dalam hal kesehatan mikrobioma kulit kita, sangat penting untuk fokus pada kesehatan dan keragaman pelindung kulit kita. Ini bertindak sebagai perisai pelindung yang cerdas yang fungsi utamanya berperan sebagai organ pertama dari tubuh kita yang bersentuhan langsung dengan dunia luar.
Ketika mikrobioma sehat dan berfungsi pada kapasitas optimalnya, ia bertindak seperti membran biodynamic, yang terus-menerus membuat keputusan tentang apa yang diizinkan masuk ke kulit dan apa yang diblokir. Penghalang yang sehat akan menjebak kelembapan dan mencegah keluarnya iritan dan potensi patogen. Dengan kata lain, pelindung yang sehat melindungi kulit dari peradangan dan infeksi.
Sebaliknya, ketika satu salah satu makhluk hidup dalam mikrobioma kulit kita tumbuh terlalu tinggi dan mulai menyingkirkan yang lain, hal ini menyebabkan “disbiosis” atau ketidakseimbangan. Ketika itu terjadi, kita mulai melihat masalah pada kulit. Kondisi ini dapat bermanifestasi dalam beberapa cara berbeda tergantung pada kecenderungan genetik orang tersebut, yang bisa saja muncul sebagai jerawat, eksem, rosasea, psoriasis. Tapi itu juga bisa muncul sebagai tanda-tanda kulit sensitif dan bahkan bisa mempercepat tanda-tanda penuaan pada kulit, seperti hilangnya elastisitas, warna tidak merata, dan kerutan.
Bagaimana Mikrobioma Berperan Dalam Kesehatan Kita?
Mikrobioma kulit kita memiliki banyak peran untuk dimainkan dalam menjaga kesehatan tubuh kita, yaitu berkomunikasi dengan sistem kekebalan internal kita, melawan infeksi, meredakan peradangan, dan melindungi kita dari bahaya luar.
1. Berkomunikasi Dengan Sistem Kekebalan Kita
Ternyata mikrobioma tidak hanya berada di permukaan kulit. Lapisan kulit yang lebih dalam juga ternyata tidak steril dari bakteri. Mikrob juga ditemukan hingga ke lapisan lemak subkutan, karena tampaknya komunikasi paling intim antara mikrobioma dan sistem kekebalan kita terjadi di lapisan ini. Tetapi hal ini masih diperlukan banyak penelitian.
2. Melindungi Kita Dari Infeksi
Mikrobioma kulit yang sehat akan melindungi dari infeksi dengan cara yang sama seperti mikrobioma usus yang baik, yaitu dengan menekan pertumbuhan berlebih organisme patogen. Mikrobioma kulit lebih menyukai lingkungan yang relatif asam (dengan pH sekitar 5,0), yang juga menghambat pertumbuhan patogen.
3. Meredakan Peradangan
Mikrobioma dan sistem kekebalan kulit berbicara satu sama lain secara teratur untuk mengurangi peradangan. Ketika mikrobioma keluar jalur, sistem kekebalan dapat melepaskan berbagai peptida antimikrob seperti cathelicidin untuk membantu menyeimbangkan keadaan. Demikian pula dengan penghuni bakteri baik pada mikrobioma kita yang dapat menghambat pelepasan senyawa inflamasi dari sistem kekebalan.
4. Melindungi Kita Dari Serangan Lingkungan
Mikrobioma juga membantu penyembuhan luka, membatasi paparan alergen, meminimalkan kerusakan oksidatif, dan menjaga kulit kencang dan lembap. Faktanya, penelitian baru menunjukkan bahwa hal ini juga dapat melindungi kita dari paparan sinar UV yang berbahaya. Dalam studi tersebut menemukan bahwa, ketika tikus dengan bakteri Staphylococcus epidermidi terkena sinar UV, mereka memiliki tumor yang secara signifikan lebih sedikit daripada tikus tanpa bakteri tersebut.
Apa Yang Membahayakan Keseimbangan Mikrobioma Kulit Dalam Kehidupan Modern?
Cara kita hidup dapat memengaruhi mikrobioma kulit kita. Gaya hidup modern kita, termasuk apa yang kita makan, kebiasaan terlalu higienis, produk yang kita gunakan, dan berkurangnya interaksi kita terhadap alam, telah menurunkan keragaman mikrob kita. Hal ini sehingga membuat kita lebih rentan terhadap disbiosis1 yang terkait dengan kondisi peradangan kulit kronis, seperti kulit kering dan mengelupas, produksi sebum yang berlebihan, jerawat, kemerahan, dan iritasi. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa secara keseluruhan, keanekaragaman bakteri kita telah menurun drastis dibanding zaman nenek moyang kita.
Atau kita mungkin akrab dengan gagasan bahwa banyak antibiotik, konsumsi obat, dan pola makan yang buruk dapat merusak mikrobioma usus. Sama halnya untuk mikrobioma kulit. Penggunaan berlebihan hand santizer antimikrob dan sabun berkontribusi terhadap disbiosis kulit dan resistensi antibiotik, sehingga memicu berbagai kondisi kulit. Mikrobioma yang tidak seimbang atau disbiosis kulit, dikaitkan dengan banyak kondisi kesehatan, termasuk psoriasis2, alergi, eksem, dermatitis kontak, jerawat, penyembuhan luka yang buruk, bisul kulit, ketombe, infeksi jamur dan jamur, rosasea, dan penuaan kulit yang dipercepat.
Terdapat dua faktor yang dapat memengaruhi keseimbangan mikrobioma kita, yaitu apa yang dipakai pada kulit kita dan apa yang kamu masukkan ke dalam tubuh.
1. Menggunakan Produk Yang Salah
Jadi, jika kamu kecanduan “bersih” (terutama di saat pandemi ini), mikrobioma kulit bisa rusak. Menggosok kulit, menggunakan pembersih yang sangat keras dengan sabun, serta penggunaan waxing dan pisau cukur secara berlebihan adalah hal-hal yang dapat mengganggu mikrobioma.
Penggunaan sabun sebagai contoh. Pada dasarnya, sabun itu bersifat basa. Begitulah cara kerjanya menghilangkan kotoran dan mikrob. Tapi ingatlah bahwa mikrobioma kulit kita lebih menyukai pH sekitar 5. Pada pH yang relatif asam ini, mikrobioma sehat tumbuh subur. Juga dipahami bahwa bakteri oportunistik — pemain disbiotik, bekerja lebih baik pada pH yang lebih tinggi dan lebih basa. Dan sabun memiliki pH hingga sekitar 10. Jadi, kita sebenarnya dapat merusak mikroflora kita dengan sabun atau produk topikal alkali lainnya dan meningkatkan risiko masalah kulit.
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa anak-anak yang mencuci piring memiliki insiden alergi yang lebih rendah dibandingkan dengan keluarga yang menggunakan mesin pencuci piring (dishwasher). Kedengarannya ini adalah paradoks, mengingat apa yang baru saja disebutkan tentang sabun, tetapi hal ini dikaitkan dengan paparan mikrob pada kulit yang terdapat di piring kotor.
2. Mikrobioma Usus Yang Terganggu
Penelitian baru menunjukkan bahwa apa pun yang merusak mikrobioma usus juga berpengaruh dengan apa yang terjadi pada kulit. Banyak penelitian telah dilakukan mengenai korelasi yang kuat antara jerawat dengan usus. Jika mikrobioma usus sedang tidak seimbang, hal ini dapat menimbulkan jerawat atau masalah pada kulit kita.
Mikrobioma kulit adalah sesuatu yang kuat namun rentan. Untuk memastikan kita secara tidak sengaja membahayakan fungsinya, sebaiknya perhatikan lagi skincare kamu dan perhatikan kesehatan mikrobioma usus.
Bagaimana Pandemi COVID-19 Berdampak Pada Mikrobioma Kulit?
COVID-19 secara alami menyebabkan suasana yang sangat higienis. Dengan menggosok tangan kita dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer sepanjang hari untuk mengurangi infeksi virus, berarti kita juga telah menghilangkan minyak alami dari kulit kita dan bakteri sehat yang melindungi barrier kita. Kulit kita tidak memiliki amunisi yang cukup untuk menangani produk yang keras seperti sabun dan sanitizer, dan itu menyebabkan banyak masalah kulit seperti teriritasi dan sensitif.
Maskne, iritasi, dan jerawat yang disebabkan oleh pemakaian penutup wajah, adalah fenomena pandemi lain yang melahirkan protokol kebersihan yang baru. Ini menyebabkan lebih seringnya pencucian masker wajah dan lonjakan dalam perawatan kulit wajah yang menargetkan masalah jerawat termasuk anti-acne cleanser, antibakteri, dan perawatan topikal probiotik.
Bagaimana Cara Untuk Membuat Mikrobioma Lebih Sehat?
1. Makan Sehat Dan Tetap Terhidrasi
Makan makanan yang mengandung lemak baik, protein, karbohidrat, sayuran berwarna, dan minum air bersih yang cukup. Jauhkan makanan olahan dan makanan dengan kandungan gula berlebih. Penelitian menunjukkan bahwa apa yang kita masukkan ke dalam mulut memang mempengaruhi mikrobioma kulit dan kulit kita dalam banyak hal.
2. Identifikasi Dan Singkirkan Makanan Pemicu Alergi/Peradangan
Mikrobioma kulit dapat dipengaruhi oleh peradangan internal. Jadi cobalah untuk membatasi makanan yang diketahui dapat menyebabkan iritasi kulit. Misalnya, produk susu dan gluten sama-sama terkait dengan memperburuk berbagai masalah kulit, termasuk eksem dan jerawat.
3. Jaga Usus Kamu
Seperti yang kita ketahui bahwa masalah kulit dipengaruhi oleh mikrobioma usus dan kesehatan usus secara umum. Sangat direkomendasikan untuk mengonsumsi probiotik berkualitas tinggi setiap hari, karena terdapat banyak penelitian tentang penggunaan probiotik dalam mendukung usus yang sehat dan juga mikrobioma kulit.
Yakult
Sebagian besar kamu pasti sudah mengenal Yakult sejak kecil dan mengonsumsinya setiap hari. Selain rasanya yang enak, Yakult merupakan minuman susu fermentasi yang mengandung lebih dari 6,5 miliar bakteri L. casei Shirota strain pada tiap botolnya. Bakteri Yakult termasuk ke dalam golongan bakteri yang terbukti aman bagi manusia, kuat dan tahan terhadap asam lambung dan cairan empedu, sehingga bisa sampai ke dalam usus kita dalam keadaan hidup dan terbukti bermanfaat untuk membantu menjaga pencernaan selalu baik.
Heavenly Blush Yoguruto
Kandungan prebiotik yang tinggi dalam Heavenly Blush Yoguruto membantu bakteri baik dalam usus untuk berkembang dan bertambah. Selain itu ini juga tinggi kalsium dan memiliki kadar gula yang rendah, karena diformulasi dengan kultur asam laktat yang khusus menghasilkan yoghurt yang tidak terlalu asam, sehingga tetap nikmat dikonsumsi walaupun rendah gula.
4. Berhati-Hatilah Dengan Hand Sanitizer Dan Sabun Yang Keras
Penting untuk tetap membiarkan mikrobioma kulit berkembang. Meskipun, sangat penting untuk menjaga kebersihan, penting juga untuk memastikan bahwa kita masih membiarkan bakteri baik menempel di kulit. Meskipun kita tahu ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan di saat pandemi seperti ini. Kita dapat merawat kulit dengan menggunakan surfaktan yang lebih lembut (cari surfaktan yang berasal dari kelapa, bukan sulfat dan detergen).
Selain tidak menggosok permukaan kulit terlalu keras, menggunakan produk lembut yang bebas dari kandungan sabun dan sulfat dapat membantu menjaga keseimbangan mikrobioma. Sabun dapat mengganggu mikrobioma karena kandungannya yang keras dan dapat menciptakan lingkungan kimiawi yang dapat mengganggu bakteri tertentu. Gunakan produk seperti cleanser atau hand wash dengan pH netral dan non-SLS3.
Sensatia Botanicals Violet & Geranium Hand Wash
Hand wash yang satu ini memiliki kandungan geranium oil, lavender oil, dan violet leaf extract yang bersifat antiseptik, sekaligus memberikan vitamin untuk melembutkan dan menenangkan kulit tangan. Hasilnya adalah tangan yang dibersihkan dengan menyegarkan, terasa halus, dan harum. Plusnya aroma lavendel memiliki efek menenangkan pada kulit dan dapat meningkatkan mood.
The Bath Box® Goats Don’t Lie Original
Ini merupakan natural liquid soap dengan kandungan susu kambing, olive oil, shea butter, dan jojoba oil untuk membersihkan kulit sekaligus menjaga kelembutan dan kelembapan kulit. Goats Don’t Lie Original adalah sabun cair natural yang detergen free, preservative free, dan dibuat dengan tangan. Sabun ini cocok untuk kulit sensitif, eksem, dan psiorasis.
Di saat pandemi ini, pengaplikasian hand santizer juga menjadi lebih intens. Untuk menjaga agar kulit tetap lembap dan mikrobioma tetap seimbang, gunakan hand sanitizer yang dilapisi dengan bahan-bahan seperti lidah buaya untuk membantu menjaga kesehatan kulit. Terakhir, pastikan untuk menjaga agar tangan kita senantiasa lembap setelah mengaplikasikan ini.
Baca Juga: Hand Sanitizer Dan Tangan Kita
ARRA Beauty Hand Moisturizer with Aloe Vera
Sesuai dengan namanya ARRA Beauty Hand Moisturizer with Aloe Vera tetap menjaga kelembapan kulit tanganmu, saat menjalankan fungsinya sebagai antibakteri. Memiliki kandungan aktif glycerin dan aloe vera yang mampu melembapkan kulit, allantoin sebagai anti-irritant, dan lavender oil yang memliliki aroma menenangkan. Ditambah lagi ini tidak hanya berfungsi sebagai hand sanitizer, tetapi juga bisa menghilangkan patogen pada gadget atau pakaian.
BIYU Hand Moist
Hand Moist dari BIYU ini mampu menjaga kelembapan kulit sekaligus membersihkan tangan dari virus dan bakteri. Selain memiliki kandungan alkohol 70%, Hand Moist ini memiliki kandungan glycerin yang melembapkan dan ekstrak green tea yang mampu menenangkan dan menyejukkan.
5. Berolahragalah Beberapa Kali Dalam Seminggu
Jika kamu sudah makan dengan baik, keringat yang kamu hasilkan kemungkinan merupakan prebiotik yang dapat memperkuat mikrobioma kulit. Belum lagi, berolahraga mengarah pada kesehatan kulit yang lebih baik secara keseluruhan. Berolahraga juga dapat meningkatkan aliran darah ke kulit dan menutrisi kulit dengan nutrisi penting dan oksigen.
6. Jaga Dan Pantau Level Stres Kamu
Sama seperti di tempat lain di tubuh, stres kemungkinan berdampak negatif terhadap apa yang terjadi dengan kulit. Temukan metode manajemen stres yang paling cocok untuk kamu, seperti yoga atau meditasi.
7. Aplikasikan Prebiotic/Probiotic/Postbiotic Topikal
Jika probiotik adalah si bakteri baik, maka prebiotik adalah kandungan nutrisi untuk bakteri tersebut, sedangkan postbiotic adalah produk sampingan atau apa yang ditinggalkan dari probiotik. Ketiga hal ini penting untuk microbiome yang seimbang, agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat bagi mikrobioma kulit. Produk perawatan kulit pre/pro/postbiotic sebagai pelindung mikrobioma, diformulasikan untuk memberikan pelukan yang nyaman pada mikrobioma kulit. Daripada mencoba menghancurkan masalah kulit dengan bahan kimia yang agresif, perawatan kulit ini secara aktif meningkatkan jumlah bakteri baik yang hidup di kulit, untuk menciptakan mikrobioma yang seimbang.
Baca Juga: Microbiome Skincare Untuk Kulit Yang Sehat Dan Seimbang
Mamonde First Energy Serum
Serum wajah dari Korea ini mengandung flower aged vinegar, yang merupakan hasil fermentasi bunga yang kaya akan antioksidan dan juga lactobacillus dari fermentasi bunga honeysuckle. Serum ini telah dirancang agar dapat menghidrasi kulit kering secara maksimal dan bagus untuk mengencangkan kulit wajah, sehingga mengurangi adanya garis-garis halus dan kerutan.
Elemis Dynamic Resurfacing Facial Pads
Ini merupakan facial pads yang mengandung lactic acid untuk mencerahkan kulit, serta Lactococcus ferment lysate, bahan probiotik yang diperoleh dari fermentasi bakteri Lactococcus lactic, yang dapat merangsang pembaruan sel kulit dan memperkuat skin barrier. Probiotik ini juga bermanfaat dalam penyembuhan luka dan memiliki sifat antiinflamasi.
Baca Juga: Peptide Dan Probiotic: 2 Actives Yang Mampu Lawan Penuaan
Intinya adalah kita perlu menyadari pentingnya mikrobioma yang sehat dan protektif di setiap bagian tubuh. Dengan berbagai macam peranan dimulai dari sebagai elemen pendukung skin barrier dan pembasmi jerawat pada kulit kita, hingga kekuatan meningkatkan kekebalan di usus kita, mikrobioma yang sehat adalah pertahanan pertama kita melawan patogen. Jadi sudah siapkah kamu untuk menjaga mikrobioma tetap seimbang?
1 Disbiosis (juga disebut dysbacteriosis) ditandai sebagai gangguan homeostasis mikrobiota usus yang disebabkan oleh ketidakseimbangan mikroflora, perubahan komposisi fungsional dan aktivitas metabolisme, atau pergeseran distribusi lokalnya. Ini adalah istilah untuk ketidakseimbangan mikrob atau maladaptasi pada atau di dalam tubuh.
2 Psoriasis adalah penyakit autoimun yang tahan lama dan tidak menular, yang ditandai dengan area kulit abnormal yang menonjol. Area ini berwarna merah atau ungu pada beberapa orang dengan kulit lebih gelap, kering, gatal, dan bersisik.
3 SLS atau Sodium lauryl sulfate adalah bahan yang digunakan untuk emulsifier atau surfaktan pada sampo, pasta gigi, atau losion. Emulsifier berfungsi untuk membantu bahan-bahan lain pada suatu produk tersebut bisa tercampur dengan baik. Selain itu, SLS juga berperan sebagai foaming agent atau yang membuat produk pembersih tubuh bisa mengeluarkan banyak busa.