Lebaran baru saja berlalu. Selain kebersamaan bersama keluarga dan teman-teman, rasa-rasanya ada momen (atau teror ya?) yang hampir tak pernah absen dialami para pejuang solo. “Kapan kawin?” jadi salah satu pertanyaan populer pas lagi silaturahmi. Betul tidak?
Syukur kalau misalnya kamu tidak mengalami ke-kepo-an seperti itu. Namun bagi yang “terjebak” dalam situasi seperti itu, jangan patah semangat, Dear! Ini bukan hanya dialami oleh kamu, namun juga banyak perempuan di seluruh dunia. Termasuk kami!
Berkaca dari fenomena itu, SK-II pun meluncurkan video “The Expiry Date” yang menyoroti isu sosial tentang diskriminasi terkait usia yang harus dihadapi perempuan saat ini, terutama perempuan lajang. Yang mana tekanan menjadi sangat nyata saat ia mencapai usia 30, 35 tahun ke atas, dan pada usia tertentu, lajang, serta tidak memiliki keluarga, ia pun dipandang sebagai sebuah anomali.
Persepsi seperti itulah yang ikutan berkontribusi dan bikin lebih dari separuh perempuan di Asia yang mengikuti survei SK-II, merasa tidak nyaman dan tersinggung oleh pandangan orang lain mengenai status mereka terutama jika berkaitan dengan topik tentang usia atau status perkawinan mereka. Hanya terdapat dua dari 10 perempuan di Asia loh yang mengatakan bahwa mereka merasa nyaman dengan pertambahan usia. Sedihnya 🙁
Hampir 72 persen perempuan di Korea Selatan dan 62 persen wanita di Cina telah mengalami ketidaknyamanan ini. Jepang dan Korea Selatan merupakan dua negara paling ekstrem yang mana perempuan merasa tidak senang dengan bertambahnya usia – hampir enam dari 10 perempuan Jepang dan lebih dari setengah perempuan Korea Selatan merasa seperti ini.
Meskipun 70 persen perempuan Asia menggambarkan tekanan yang mereka hadapi dari pertambahan usia sebagai masalah internal, mayoritas ingin membuka dan membicarakan topik ini.
Di seluruh Asia, lebih dari tujuh dari 10 perempuan menyatakan bahwa kegelisahan yang berasal dari penuaan adalah sesuatu yang ingin mereka diskusikan dengan orang lain. Betul, kita perlu saling membuka dan berbagi pemikiran batin mengenai masalah ini.
Nah, melalui video ini, SK-II mengajak para perempuan Pan-Asia dan juga secara global tentunya, untuk berdiskusi seputar tekanan terkait usia. Hal ini selaras dengan filosofi SK-II yaitu #changedestiny dan juga untuk melanjutkan kampanye “Marriage Market Takeover” tahun lalu di Cina.
Baca Juga: Kampanye Kecantikan SK-II Yang Fenomenal
Di dalam video The Expiry Date, SK-II mengubah istilah tanggal kedaluwarsa yang dirasakan banyak perempuan seperti aslinya. Tujuannya adalah untuk menampilkan garis waktu yang tidak terucapkan dan tanggal kedaluwarsa yang ditujukan oleh masyarakat kepada perempuan. Iya dong, kita kan bukan kosmetik yang punya tanggal kedaluwarsa!
Di luar film, SK-II berharap dapat membantu menghilangkan stigma seputar tekanan terkait usia dengan mendorong gerakan sosial regional di bawah hashtag “#INeverExpire”.
Semoga dengan adanya diskusi global dan Pan-Asia ini, tiap orang harus dapat merasa bangga dengan apa yang telah mereka capai dan siapa mereka, tanpa memandang usia dan jenis kelamin dan tidak boleh dibatasi oleh garis waktu buatan dan label tanggal kedaluwarsa yang ditujukan oleh masyarakat kepada mereka.
