Brand kecantikan dan kesehatan vegan lokal berbasis teknologi – BASE, terus fokus mengembangkan bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Sejak diluncurkan pada tahun 2019, brand yang didirikan oleh Yaumi Fauziah Sugiharta dan Ratih Permata Sari ini secara perlahan mengembangkan produk dan bisnis sambil memetakan langkah-langkah konkrit yang dapat dilakukan untuk berkontribusi menjadikan bumi sebagai tempat yang lebih baik, salah satunya dengan berinisiatif untuk meminimalisir emisi karbon yang ditunjukkan oleh BASE dengan program bertajuk ‘BASE Green Collective’.
Baca Juga: Lebih Sehat Dengan Gaya Hidup Plant-Based
Komitmen BASE untuk Sustainability
Sejak awal, BASE berkomitmen untuk fokus menciptakan produk dengan kandungan vegan dan menggabungkan superplant atau tumbuhan kaya manfaat dengan proses teknologi tinggi dalam menghasilkan produk perawatan diri clean, sustainable, serta terjangkau bagi kamu masyarakat Indonesia.
Komitmen ramah lingkungan ini juga diimplementasikan ke dalam berbagai pendekatan, mulai dari fokus hanya menggunakan bahan nabati yang tidak terancam kepunahannya, dan tidak menggunakan bahan hewani maupun turunannya. BASE juga mengolah kandungan skincare dengan bioteknologi yang aman untuk sumber daya air dan tanah, serta tidak menggunakan bahan yang tidak terbarukan seperti petrokimia dan gliserin, hingga bahan yang berpotensi mengganggu kelestarian alam, seperti SLS dan silikon.
Selain itu BASE juga selektif bekerja sama hanya dengan produsen yang mendorong penggunaan sumber energi terbarukan serta berkomitmen untuk meminimalisir limbah dan emisi karbon. Fokus mencegah produksi berlebih untuk mengurangi emisi dengan teknologi sustainable supply chain management, hingga turut membantu menjaga kelestarian ikan hiu dengan menggunakan Olive Squalane sebagai pengganti squalane hiu. Langkah konkrit tersebut dihadirkan juga melalui produk yang seluruh bahan aktifnya telah tersertifikasi ECOCERT, yang menjamin bahwa bahan tersebut ditanam dan diproses secara ramah lingkungan sekaligus meminimalisir emisi karbon.
BASE Green Collective X JEJAKIN Untuk Mengurangi Emisi Karbon
Inisiatif untuk meminimalisir emisi karbon ini ditunjukkan oleh BASE dengan program bertajuk ‘BASE Green Collective’, yakni upaya kolektif ramah lingkungan untuk menjadikan bumi lebih hijau. Inisiatif terbaru dalam BASE Green Collective adalah kerja sama dengan JEJAKIN, sebuah platform teknologi manajemen karbon dalam mitigasi karbon untuk langkah bisnis yang berkelanjutan, salah satunya dengan fokus pada kegiatan carbon offsetting atas operasi bisnisnya.
Carbon offsetting merupakan upaya untuk mengkompensasi dampak lingkungan dari emisi atau jejak karbon yang yang diukur berdasarkan perhitungan karbon dioksida yang setara. Salah satu cara mengimbangi jumlah karbon adalah dengan menanam pohon dan menciptakan ruang hijau yang lebih besar untuk menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan mengembalikan oksigen kembali ke alam.
Oleh karena itu peresmian kerjasama BASE dengan JEJAKIN digagas dengan kegiatan penanaman 625 pohon nangka dan 1.667 pohon mangrove dengan estimasi cadangan karbon sebesar 1.073 Ton. Kegiatan tersebut dilakukan di Taman Wisata Alam Mangrove, Angke Kapuk, yang dihadiri oleh Ratih Permata Sari selaku Co-Founder dan Chief Product Officer (CPO) BASE, Andreas Jingga, Chief Operation Officer (COO) JEJAKIN, serta Ankayama, Environmentally consious Beauty Content Creator yang juga aktif menyuarakan isu sustainability.
“BASE bertujuan untuk menjadi perusahaan kecantikan NET-ZERO, yang berarti kami bertekad untuk menghilangkan jumlah karbon yang setara dengan jumlah karbon yang diproduksi dalam operasi usaha kami,” ucap Ratih Permata Sari. Misi tersebut diawali dengan menjalankan pengiriman carbon-neutral untuk mengurangi carbon footprint (jejak karbon) dari aktivitas pengiriman produk BASE ke kamu sebagai customer. Aktivitas industri logistik ini, baik metode pengiriman dan bahan pengemasan yang digunakan, termasuk penghasil karbon hitam dalam jumlah besar yang mempengaruhi konsentrasi karbondioksida di udara.
BASE telah mengkalkulasi rata-rata carbon footprint yang dihasilkan dari proses distribusi produk (berdasarkan rata-rata jarak dan tipe kendaraan yang digunakan untuk mengirim produk BASE ke alamat konsumen). Perhitungan emisi tersebut kemudian dikonversikan ke dalam jumlah penanaman pohon Mangrove di Mangunharjo – yang dapat menyerap hingga 3,25 kg CO2 dalam kurun waktu 8 tahun, dan pohon Nangka di Lampung – yang dapat menyerap 1,6 kg CO2 dalam kurun waktu yang sama.
Penanaman pohon ini, selain ditujukan untuk memperbaiki ekosistem dan keanekaragaman hayati, juga ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Maka dari itu, pohon nangka dipilih untuk ditanam karena selain buahnya dapat digunakan untuk memberi makan Badak Sumatera yang terancam punah, juga dapat digunakan oleh masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dengan mengubahnya menjadi keripik Nangka dan makanan ringan lainnya untuk dijual.
Begitu pula dengan Mangrove, yang umumnya tumbuh di dekat laut, dapat membantu menstabilkan garis pantai dengan mencegah erosi, meningkatkan kualitas air, dan menyediakan habitat penting bagi ribuan spesies biota laut mulai dari terumbu karang hingga beragam jenis ikan. Selain itu, tumbuhan ini juga dapat melindungi masyarakat yang tinggal di dekatnya dari gelombang dan badai.
Melalui peresmian kerja sama dengan JEJAKIN, BASE mengajak kamu yang ingin terlibat dalam program ini, dengan berkontribusi mendonasikan secara sukarela sebesar Rp 2.500, untuk tiap pembelian pembelian produk BASE, yang dapat dilakukan melalui website www.base.co.id, ataupun melalui marketplace. BASE akan menggandakan nilai donasi tersebut dalam 6 bulan pertama dan jumlah uang yang terkumpul akan digunakan untuk menanam Mangrove di Mangunharjo, Jawa Tengah, dan pohon Nangka di Lampung, Sumatera.
Kegiatan ramah lingkungan ini bukan pertama kalinya dilakukan oleh BASE. Inisiatif sustainability lain yang pernah dilakukan oleh BASE di antaranya juga adalah bekerja sama dengan Waste4Change yang telah mengumpulkan kemasan kosong untuk didaur ulang dari tahun 2022. Selain itu juga bergandengan dengan Indonesia Biru Foundation dalam restorasi terumbu karang di Nusa Tenggara, yakni rumah bagi lebih dari 300 terumbu karang dan habitat untuk lebih dari 25 spesies laut, hingga mengadopsi 2 orangutan untuk mendukung konservasi orangutan yang terancam punah.
