HomeWellnessJLAxBeautyBeat: Suplemen Dan Vitamin 💊, Sebenarnya Perlu Atau Tidak Sih?

JLAxBeautyBeat: Suplemen Dan Vitamin 💊, Sebenarnya Perlu Atau Tidak Sih?

Di era pandemi seperti ini, sudah lumrah orang-orang jadi marak membeli suplemen, multivitamin 💊, maupun tablet vitamin C. Tujuannya, rata-rata untuk meningkatkan imunitas tubuh dan menjaga kesehatan tentunya. Namun sebenarnya, perlu atau tidak sih kita mengonsumsi tambahan suplemen dan vitamin, terlepas dari sedang pandemi atau tidak?

Rasa penasaran kami terpicu dari pernyataan Mikhail ‘Mike’ Varshavski, D.O., seorang dokter keluarga asal New York City, yang menyatakan bahwa ia punya bukti bahwa mengonsumsi suplemen dan vitamin ternyata tidaklah memberikan manfaat seperti yang diklaim produk-produk tersebut. Dari hasil kerja sama dokter Mike bersama Osteopathic Association, ditemukan bahwa, dari 86 persen orang yang mengonsumsi suplemen dan vitamin, hanya seperempat dari mereka yang sebenarnya memerlukan tambahan suplemen dan vitamin.

Waduh, jadi apakah selama ini ajakan untuk hidup sehat dengan asupan suplemen dan vitamin hanyalah marketing gimmick belaka? Agar tidak salah informasi, kami bertanya pada dr.Putri Sakti Dwi Permanasari, M.Gizi, Sp.GK, Spesialis Gizi Klinik dari klinik JLAIndonesia (Jakarta Life Sciences & Aesthetics).


Bukan hanya itu, as a part of JLAxBeautyBeat’s collaboration, kamu juga bisa dapet lebih banyak informasi lain seputar gizi serta kesehatan dan kecantikan kulit dan tubuh dengan mengeklik banner JLAxBeautyBeat di bawah ⇩ ⇩ ⇩ loh!

suplemen dan vitamin
vecteezy.com

Dijelaskan dokter Putri bahwa kesehatan yang optimal tentu memerlukan asupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang tepat. Namun senada dengan penjelasan dokter Mike di video 📺 di atas ⬆⬆⬆, memang sebaiknya pilihlah dari sumber bahan makanan alami. Kenapa? Karena vitamin dan mineral dikategorikan sebagai mikronutrien atau zat nutrisi yang kita perlukan dalam porsi yang cukup rendah atau kecil sehingga bisa terpenuhi dari asupan makan yang bergizi seimbang dan sebaiknya variasi makanan harus terus dilakukan agar nutrisi vitamin mineralnya juga bervariasi.

Contohnya vitamin C yang dibutuhkan untuk dewasa sehat hanyalah sebesar 75 mg untuk perempuan dan 90 mg untuk dewasa, yang dapat kita penuhi dengan mengonsumsi 1-2 buah jambu merah atau jeruk 🍊. Bayangkan apabila kita konsumsi suplemen vitamin C dosis tinggi, sedangkan kapasitas penyerapan usus kita untuk vitamin C hanya sekitar 200 mg. Maka sisa vitamin C pun akan dibuang melalui ginjal dan buang air kecil. Masalahnya, apabila konsumsi cairan atau air putih kita kurang maka risiko yang bisa kita alami adalah risiko batu ginjal akibat konsumsi vitamin C dosis tinggi.

Karena itulah dokter Putri lebih merekomendasikan agar kita mempraktikkan cara memenuhi asupan vitamin mineral yang optimal melalui konsumsi gizi seimbang dengan jenis yang beragam seperti karbohidrat, protein, sayur, dan buah yang bervariasi agar kandungan multivitamin dan mineralnya saling melengkapi.

Cara mengaplikasikannya cukup mudah dengan mengikuti pedoman isi piringku dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), yaitu setengah piring sebaiknya berisi asupan sayur dan buah, setengah piring sisanya dibagi menjadi dua bagian yaitu 1/3 untuk lauk hewani dan nabati sedangkan 2/3 bagian untuk karbohidrat.

Tetapi jika orang tersebut memiliki berat badan berlebih atau obesitas maka isi piringku yang dianjurkan adalah berisi ½ piring untuk sayur dan buah sedangkan ¼ bagian untuk lauk nabati dan hewani serta ¼ bagian sisanya untuk sumber karbohidrat.

Jadwal makan juga memengaruhi, yaitu dianjurkan dengan jadwal yang teratur. Makan utama sebaiknya dikonsumsi pada pagi, siang, dan malam hari dan di antara jam makan utama ditambah ekstra dengan dua kali jadwal makan selingan dan yang disarankan adalah mengonsumsi buah potong.

Hal lain yang penting untuk diperhatikan adalah asupan cairan harus cukup karena beberapa vitamin akan dibuang oleh tubuh melalui air seni kita.

View this post on Instagram

A post shared by BeautyBeat (@beautybeat.ind)


Nah, kalau kita sudah mengoptimalkan konsumsi gizi seimbang, apakah berarti kita tak perlu lagi tambahan suplemen dan vitamin? Dokter Putri menggarisbawahi bahwa ada kondisi-kondisi tertentu seperti konsumsi vitamin D yang terkadang pada beberapa kondisi memang harus dibantu dengan dosis yang lebih tinggi dari angka kecukupan gizi.

Hal ini dikarenakan sebagian besar ras orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, memiliki varian genetik yang menyebabkan enzim pengaktif vitamin D rendah sehingga vitamin D yang dapat digunakan untuk tubuh juga akan rendah. Namun dosis tinggi vitamin D sebaiknya berdasarkan arahan ahlinya atau dokter setelah melakukan pemeriksaan kadar vitamin D terlebih dahulu.

Baca Juga: Ketahui Segudang Manfaat Vitamin D, Mulai Untuk Sistem Imun Hingga Kesehatan Kulit!

Selain itu, meski pemenuhan multivitamin dan mineral diutamakan adalah dari bahan makanan sumber, tetapi pada beberapa kondisi ada yang menyebabkan asupan multivitamin mineral tidak tercukupi dengan baik. Seperti makan tidak teratur, makan tidak dengan makanan bergizi seimbang dan bervariasi jenisnya, diet kekinian yang ekstrem, kesibukan bekerja yang tinggi, sedang menjalankan program hamil, memiliki alergi terhadap beberapa jenis makanan, riwayat merokok, paparan polusi tinggi, konsumsi alkohol, atau mulai memasuki usia lanjut (di atas 60 tahun) yang berisiko rendah asupannya, maka dianjurkan mengonsumsi suplementasi multivitamin dan mineral.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih suplemen multivitamin dan mineral adalah:
• Pilih suplementasi multivitamin mineral, bukan dosis tunggal yang umumnya dosisnya tinggi melebihi angka kecukupan gizi (AKG) kita.
• Baca label atau kandungan nutrisi di kemasan produk, pastikan tertera istilah Good Manufacturing Practices (GMP), Non-Genetically Modified Organisms (GMO), Certified Organic atau Certified B Corporations.
• Suplementasi sudah terdaftar di BPOM.
• Konsultasikan ke dokter apabila memiliki kondisi khusus seperti kencing manis, hipertensi, sakit jantung, sakit ginjal, kanker, dan lainnya karena terdapat beberapa obat yang memiliki interaksi dengan suplemen yang dikonsumsi.
• Perhatikan tanggal batas pemakaian, dosis, dan cara penyimpanan suplemen tersebut.

Yang tak kalah penting, asupan cairan harus cukup karena beberapa vitamin akan dibuang oleh tubuh melalui air seni kita. Sehingga apabila kita mengonsumsi suplemen tetapi kurang asupan cairan maka akan berisiko memicu gangguan fungsi ginjal.

View this post on Instagram

A post shared by BeautyBeat (@beautybeat.ind)


So, bagaimana? Informatif banget kan sharing dokter Putri seputar suplemen dan vitamin tadi. Nah, kamu juga bahkan bisa mengunjungi Jakarta Life Sciences & Aesthetics untuk berkonsultasi pada dokter Putri seputar tes nutrigenomik yang dipersonalisasi sehingga dapat membantu kamu memberikan informasi gizi yang akurat dan tepat berdasarkan kebutuhan genmu. Nikmati pula treatment aman dan nyaman di JLA sesuai protokol kesehatan di klinik estetika. Book your appointment now!

View this post on Instagram

A post shared by KLINIK JLAINDONESIA (@jlaindonesia) on

Jakarta Life Sciences & Aesthetics

Rukan Permata Senayan Blok E-31,
Jl. Tentara Pelajar, Patal Senayan,
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Telepon: (021) 57941082 / Whatsapp: 08111509904, 08111785123

Dewi Rokhmawati
Dewi Rokhmawati
Beauty should be practical and easy breezy. Especially for someone like me who is mager berat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RECENT POST

- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_img

Beauty A to Z